CaraBersikap Bijaksana. 1. Berpikir Sebelum Berbicara. Seorang yang bijak juga memikirkan efek dari perkataannya, sehingga dia akan berhati-hati sebelum berbicara. Kualitas seseorang bisa dilihat dari kata-kata yang mereka ucapkan, berujar jika yang dibicarakan memiliki manfaat untuk orang lain. 2. Bersikap Adil dan Tidak Egois. Skip to contentAku DemokratNewsletter AHY Profil dan PrestasiInstruksi KetumRubrik PemikiranDiskusi Bersama AHYSocial Media AHYOrganisasi SejarahVisi & MisiProgram Program PrioritasRencana KerjaKalender Kerja 2022Struktur OrganisasiPengurus Pengurus DPPPengurus DPD & DPCFraksi DPR-RIWebsite DPD & DPC Partai DemokratRegulasi & Keputusan PartaiLaporan KeuanganStatistik KeanggotaanStatistik KantorPublikasi RilisBerita Berita NasionalBerita DaerahSudut PandangPemilu Calon EksekutifCalon LegislatifAnggota DPR-RIGabung DemokratDaftar CalegE-PPID Dasar Hukum dan Regulasi PPIDDaftar Informasi PublikMaklumat PPIDFormulir Permohonan InformasiPengajuan KeberatanSurvei KepuasanTentang PPID Tugas dan Fungsi PPIDStruktur Organisasi PPIDVisi Misi PPIDKontak PPIDStandar Layanan PPID Tata Cara PermohonanSOP PPIDWaktu dan Biaya Layanan InformasiLHKPNDokumentasi PPIDLaporan PPIDAplikasi DemokratBPIP Partai DemokratPemimpin Harus Benarkan yang Benar dan Salahkan yang SalahKetua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono SBY didampingi Ibu Ani Yudhoyono serta para Petinggi Demokrat dalam kegiatan Safari Ramadan Partai Demokrat di di Hotel Allium, Kota Tangerang, Banten, Rabu 21/6/2017. Foto MCPD/OmarTaraTangerang, Banten Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono SBY menyampaikan Refleksi Bulan Ramadan bertema “Pemimpin dan kepemimpinan”, dengan topik “Pemimpin yang Adil, Tegas, dan Bijaksana”. Refleksi Safari Ramadan Partai Demokrat itu dilakukan di Hotel Allium, Kota Tangerang, Banten, Rabu 21/6/2017.“Banyak teori tentang kepemimpinan yang baik. Karakter seorang pemimpin yang baik seperti apa, yang adil seperti apa, dan yang bikasana seperti apa. Tapi saya akan menyoroti satu dua hal saja terkait sifat-sifat pemimpin yang baik tadi yaitu adil, tegas, dan bijaksana,” SBY seorang pemimpin dikatakan adil ada dua kriteria yang mudah pemimpin disebut adil apabila membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah. Jangan sampai dibolak balik, yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Itu bukan pemimpin yang kedua, pemimpin dikatakan adil jika terhadap orang baik, benar, dan berprestasi diberikan penghargaan. Tetapi terhadap bawahan yang tidak baik dan selalu berbuat salah, tidak ada prestasinya, diberikan hukuman atau paling tidak diluruskan dan dikoreksi.“Sebagai manusia sikap yang adil dan bijak itu adalah tidak selalu membenarkan yang kuat tetapi selalu memperkuat kebenaran. Jangan bermain-main dengan penegakan hukum karena itu akan merusak rasa keadilan,” SBY juga menambahkan, pemimpin harus cerdas dan bijaksana. Pemimpin cerdas dan bijaksana memiliki empat sifat untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya. Empat sifat terpuji itu dikenal luas dalam ajaran Islam karena merupakan sifat Nabi Muhammad SAW yang harus siddiq benar. Sidiq merupakan kebenaran dalam perkatan dan perbuatan. Satunya kata dalam perbuatan. Tidak mencla-mencle. Tidak amanah dapat dipercaya. Pemimpin harus dapat dipercaya dalam perkataan dan fatanah cerdas. Pemimpin mesti cerdas dan berpengetahuan. Pemimpin yang tidak cerdas tidak akan bisa mengarahkan kemajuan suatu daerah atau negara agar tablig menyampaikan. Pemimpin harus berjiwa seperti Rasulullah saat menyampaikan firman Allah SWT. Dalam dunia nyata sekarang ini, pemimpin harus menyampaikan dan mengkomunikasikan hal yang harus diketahui oleh rakyatnya. Cara menyampaikannya pun harus cerdas dan tepat. Pemimpin juga harus punya solusi untuk disampaikan kepada SBY menyampaikan Refleksi Ramadan, dilakukan pemberian santunan pada anak yatim piatu, Tausiah Hikmah Ramadan disampaikan KH Tajidin Hasan, pembacaan Ayat Kursi, dari Surah Al-Baqarah, Al-Quran dan saritilawahnya yang dibawakan kader Partai dalam Safari Ramadan tersebut, antara lain, Ibu Ani Yudhoyono, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono AHY, Gubernur Banten Wahidin Halim, para Pimpinan Divisi dan Departemen DPP-PD, Ketua DPD-PD Banten Aeng Khaerudin beserta jajarannya, para Ketua DPC, PAC, dan ranting PD se- Banten, serta para anak yatim piatu.Iwan K/dikShare This Story, Choose Your Platform! Related Posts Page load link
Artinya "Tunaikanlah amanat kepada orang yang mempercayakannya kepadamu, dan jangan khianati orang yang berkhianat kepadamu," (HR Ahmad dan Abu Dawud). Sikap Adil. Selain perintah menunaikan amanat Surat An-Nisa ayat 58 juga memerintahkan sikap adil dalam menetapkan keputusan hukum: "Apabila menetapkan hukum di antara manusia, supaya
Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Surabaya13 Januari 2022 0224Hallo Amalia, kakak bantu jawab yaa. Jawaban dari pertanyaan diatas adalah B. Semua rakyat. Kepala Daerah merupakan sosok yang akan dipercaya oleh masyarakat guna memimpin daerahnya. Sebagai sosok pemimpin, ia harus memiliki kemampuan untuk mengurus masyarakatnya secara adil. Adil sering kali dimaknai sebagai sikap “seimbang”, dalam arti mampu secara proporsional meletakkan sesuatu pada tempatnya. Merujuk dasar negara Pancasila, kata “Adil” dilekatkan pada sila ke-2 dan sila ke-5 yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab & Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Jadi, jawaban dari pertanyaan tersebut adalah B. Semua rakyat. Semoga membantu. Seorangpemimpin daerah harus memiliki sikap adil dan bijaksana terhadap. * 4 poin a. pengusaha b. semua rakyat.c keluarganya d. pejabat daerah 22. Untuk menerapkan nilai yang tercermin dalam sila kelima Pancasila kita harus menjaga keseimbangan antara. * 4 poin a. hak dan kesanggupan b. diri dan lingkungan kewajiban d 4 poina. pengusahab. semua keluarganyad. pejabat daerah22. Untuk menerapkan nilai yang tercermin dalam sila kelima Pancasila kita harus menjaga keseimbangan antara.... *4 poina. hak dan kesanggupanb. diri dan dan kewajiband. kebiasaan dan kewajiban23. Contoh dari tanggung jawab seorang masyarakat adalah.... *4 poina. ikut melaksanakan kegiatan gotong royongb. melakukan tugas dari sekolahc. membersihkan halaman rumahd. bersikap baik selama di rumah24. Berikut yang bukan merupakan bentuk sebuah tanggung jawab adalah.... *4 poina. menjadi pelajar yang tidak rajinb. melaksanakan kewajiban membayar pajakc. mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-harid. ikut berpartisipasi dalam kegiatan upacara bendera25. Di bawah ini yang bukan merupakan nilai-nilaiyang terkandung dalam sila kelima Pancasila adalah .... *4 poina. menghormati hak orang lainb. sikap adil terhadap sesamac. menghargai hasil karya orang laind. mengutamakan kepentingan sendiritolong dijawab ​ 4Mau Mendengarkan. Anda harus bersedia mendengarkan perkataan dari karyawan. Sikap seorang pemimpin perusahaan harus terbuka dalam mendengarkan kritik dan saran. Karyawan juga berhak memberikan masukan, selama itu membangun dan membawa ke arah yang positif. Untuk itu, jangan menutup diri terhadap pendapat orang lain. Seperti apa sifat dan sikap seorang pemimpin yang baik? Pemimpin itu ibarat seorang pilot yang mengemudikan pesawat. Ia harus tahu seluk beluk kemudi untuk bisa menerbangkan pesawat tersebut. Apabila ilmunya tidak mencukupi ataupun terjadi kesalahan boleh jadi pesawat yang dikendalikan tersebut bisa terjatuh. Begitu pula dalam hal organisasi, perusahaan, negara dan lain sebagainya diperlukan seorang pemimpin untuk bisa mengatur dan mengendalikan apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya. Karena itu, untuk menjadi pemimpin bukanlah sebuah perkara yang mudah. dipundaknya telah disematkan tanggung jawab yang besar sehingga bisa mengatur sesuatu dengan baik. Para ahli psikolog sepakat bahwasannya pemimpin yang murni itu lahir dari seseorang yang memiliki karakter koleris. Dimana Ia ditakdirkan memiliki karakter tegas dan mampu memimpin. Selain itu, sifat pemimpin ini lahir dari lingkungannya yang membentuknya sehingga sifat tersebut muncul dan menjadi karakter yang melekat pada dirinya. Walaupun begitu, setiap orang memiliki jiwa pimpin minimal untuk memimpin diri sendiri untuk menentukan arah hidup terbaik menurut dirinya sendiri. Akan tetapi untuk bisa menjadi pemimpin ideal dan baik harus memiliki sikap-sikap yang baik dan khas. Karena pemimpin akan menjadi sorotan dan contoh untuk anak buahnya. Lalu, sikap baik seperti apakah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin? Berikut ulasannya! Mengenal Sikap Baik yang Harus Dimiliki oleh Seorang Pemimpin 1. Seorang Pemimpin Memiliki Komunikasi yang Baik Pemimpin memiliki komunikasi yang baik Bisa berkomunikasi yang baik adalah modal utama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Karena kebijakan atau keputusan yang akan dikeluarkannya apabila tidak dikomunikasikan yang baik akan menjadi sorotan utama dari setiap orang terutama bawahannya. Saat ini, di era digital yang tergolong bebas berapa banyak pemimpin yang “jatuh” karena tidak bisa berkomunikasi yang baik. Akibatnya, para bawahannya pun mempertanyakan kapasitas kepemimpinan dalam dirinya. Baca juga 13 Tips menjadi pemimpin atau leader yang baik Oleh karena itu, komunikasi ini bukan sesuatu yang main-main diperlukan skill khusus dalam mempelajarinya. Maka tidak ada salahnya bila Anda merasa kurang dalam hal berkomunikasi mintalah bantuan pada pakar komunikasi terbaik untuk bisa melatih Anda dalam hal tersebut. Bila memiliki skill komunikasi yang baik, maka Anda pun akan mudah untuk berkomunikasi dengan bawahan di berbagai tingkatan. Karena Anda telah memiliki ilmu yang mumpuni untuk menjembatani aspirasi setiap orang. 2. Memiliki Sikap Berani dan Menginspirasi Seorang pemimpin harus memiliki sikap berani. Dalam arti berani mengambil resiko dan juga mengambil keputusan. Jika sikap tersebut belum mendarah daging pada diri Anda atau masih ada keraguan dalam memutuskan sesuatu, maka Anda harus melatih hal tersebut. Jadilah pemimpin yang mampu menjadi inspiratif bagi bawahan atau rekan-rekan Anda. Tunjukan dalam setiap perbuatan, selalu gunakan kata dan kalimat yang memotivasi bawahan Anda. Tentunya bila seorang pemimpin tidak memiliki sebuah keberanian, maka akan hilang rasa percaya dari anak buahnya. Baca juga 11 cara menjadi manajer sukses diusia masih muda Sikap berani dalam mengambil keputusan pun harus diiringi dengan resiko yang akan diambil karena dengan begitu keraguan yang hinggap dalam diri Anda akan hilang. Anda pun harus bisa meyakinkan anak buah Anda bahwasannya sikap berani yang diambil olehnya adalah keputusan terbaik dan tepat pula untuk mereka. Anda berani mengambil keputusan berarti Anda pula harus berani mengambil resiko serta bertanggung jawab atas apa yang terjadi dikemudian hari. 3. Seorang Pemimpin Selalu Menjadi Diri Sendiri Tidak dipungkiri, seseorang yang telah menjadi pemimpin pasti ada orang yang memperjuangkannya. Karena itu, ada rasa timbal balik untuk bisa menjadi sosok yang diinginkan oleh mereka. Padahal boleh jadi apa yang mereka inginkan pada Anda bertentangan dengan hati nurani sehingga memutuskan sesuatu didasari oleh pandangan orang lain. Sebaiknya hal tersebut harus dihindari oleh seorang pemimpin. Bukan berarti menapikan pendapat orang lain, akan tetapi yang dikhawatirkan adalah sesuatu yang Anda putuskan masih tergantung orang lain karena Anda takut salah mengambil langkah. Padahal seharusnya, pendapat dari orang lain tersebut ditampung dan dipertimbangkan terlebih dahulu. Baru diputuskan sesuai kebutuhan dan kebijakan Anda yang sesuai dengan hati nurani. Jadilah diri sendiri, sehingga orang akan menilai Anda layak untuk menjadi pemimpin yang memiliki prinsip tersendiri. 4. Sikap Seorang Pemimpin Selalu Bisa Menghargai Orang lain Sikap selanjutnya yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah bisa menghargai orang lain. Cara untuk bisa menghargai orang lain pun mudah namun terkadang lupa atau malas untuk diungkapkan, seperti mengucapkan terima kasih kepada orang lain bukan hanya Ia telah memberikan sesuatu tetapi jangan lupa pula ketika Ia telah membantu Anda. Selain itu, juga ungkapkan maaf yang terkadang susah keluar dari seorang pemimpin. Bila pemimpin salah, maka tidak ada salahnya untuk berkata demikian. Karena dengan mengatakannya status Anda sebagai pemimpin pun tidak akan jatuh. Baca juga 10 Cara komunikasi di tempat kerja yang efektif Selanjutnya adalah kata tolong yang terkadang gengsi untuk diucapkan seorang pemimpin. Bila pemimpin menginginkan sesuatu, maka tidak ada salahnya untuk mengatakan demikian karena mereka yang ada di bawah pun akan merasa dihargai. Apabila pemimpin memiliki sikap menghargai tersebut, akan berpengaruh baik terhadap kinerja mereka dan juga kepercayaannya pada Anda. 5. Bersikap Tenang Ketika dalam kondisi Di Bawah Tekanan Sikap selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah bersikap tenang ketika berada dalam tekanan. Dalam dunia kerja misalnya, tekanan pasti akan ada sehingga seringkali membuat emosi menjadi tidak menentu. Maka sebagai pemimpin, sikap yang bisa dilakukan adalah tenang. Jangan sampai marah-marah atau menyalahkan orang lain sehingga bawahan Anda pun menjadi tidak respect dengan Anda. Justru dalam kondisi tersebut, Anda harus bertindak sebagai “pahlawan” yang bisa mencari solusi. Bila perlu libatkan bawahan Anda untuk duduk bersama mencari solusi atas apa yan terjadi. Dari masukan itulah, Anda bisa membuat keputusan yang memang terbaik dan sudah dipertimbangkan dengan baik pula. 6. Memiliki Sikap Rendah Hati Sikap selanjutnya yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah rendah hati. Walaupun Anda statusnya sebagai pemimpin, berusahalah untuk tidak bersikap lebih tinggi dari mereka sehingga Anda memerintah dengan seenaknya. Baca juga 10 cara menjadi pribadi berwibawa Justru dengan menjadi pemimpin menjadi kesempatan bagi Anda untuk bisa memikirkan orang lain, menyejahterakan, dan juga membimbingnya untuk bisa lebih baik lagi. Dengan begitu mereka pun akan sangat beruntung memiliki pemimpin yang memang tidak menggunakan jabatannya untuk berlaku sewenang-wenang. 7. Memiliki Sikap Jujur Jujur memang harus dimiliki setiap orang, apapun jabatannya. Namun, karena pemimpin ini akan selalu menjadi sorotan,maka sikap jujur ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Saat ini, kejujuran sangatlah dipertaruhkan terutama oleh para pemimpin. Karena pada kenyataannya banyak pemimpin yang tidak jujur terutama yang menyangkut perekonomian seperti korupsi, penipuan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kejujuran ini merupakan seuatu yang berat dan sangat dipertaruhkan. Apabila kejujuran dari seorang pemimpin hilang, maka seketika itu juga hancur pula integritasnya sebagai seorang pemimpin. Boleh jadi pemimpin tersebut tidak kan dipercaya kembali untuk memimpin mereka. Mak dari itu, bertanggungjawablah terhadap apa yang orang lain percayakan. 8. Memiliki Sikap Kreatif Sikap baik yang harus dimiliki seorang pemimpin berikutnya adalah kreatif. Kreatif di sini bukan tentang karya seni atau unjuk kebolehan dalam bidang tersebut. Namun, Anda harus bisa memberikan solusi atau ide kreatif dalam mewujudkan sebuah tujuan yang akan dicapai bersama dengan anak-anak buah Anda. Apalagi di zaman serba canggih ini, setiap orang terutama pemimpin dituntut untuk bisa berpikir terbuka terhadap sebuah perubahan dan menjadikan hal tersebut menjadi seuatu yang kreatif serta inovatif. Tentunya untuk bisa menjadi seseorang yang kreatif pun diperlukan masukkan dan pendapat dari orang lain yang sekiranya bisa memberikan Anda ide terbaik dalam mengambil sebuah keputusan. 9. Memiliki Manajemen Waktu yang Baik Sekilas memang tugas pemimpin itu mudah yaitu hanya datang ke sebuah kantor atau lembaga untuk mengecek segala pekerjaan yang telah dilakukan oleh anak buahnya. Atau hanya datang ke kantor di waktu tertentu dan banyak melakuakn perjalanan dinas yang kerap membuat bawahannya merasa iri. Namun, dibalik asumsi semua itu seorang pemimpin adalah sumber utama yang harus mengatur segala keperluan Anda lewat manajemen waktu yang dibuatnya. Dan hal itulah, sikap yang harus dimiliki pula oleh seorang pemimpin. Pemimpin harus bisa mengatur segala sesuatu lewat manajemen waktu terbaiknya. Dimana Ia akan menempatkan seseorang yang mumpuni untuk bisa membantu dan memastikan manajemen waktu tersebut berjalan dengan baik. Apabila seorang pemimpin tidak memiliki kemampuan untuk manajemen waktu dengan baik, maka bisa dipastikan proses kinerja pun akan terhambat. 10. Memiliki Sikap Tekun dan Selalu Bersemangat Pada dasarnya, memimpin itu adalah tokoh sentral yang segala perilakunya akan menjadikan teladan bagi anak buahnya. Karena itu, hati-hatilah dalam bersikap karena apabila Anda tidak memiliki sikap bersemangat ketika datang ke kantor misalnya, maka aura tersebut pun akan menular pada anak buah Anda. Maka dari itu, pemimpin harus memiliki sikap selalu bersemangat apapun kondisinya. Jadilah pemimpin yang mampu membawa anak buah Anda pada kesuksesan karena semangat yang Anda miliki. Selain memiliki sikap semangat, Anda pun harus memiliki sikap tekun. Dalam arti bisa menjadi teladan untuk tidak menyerah terhadap apa yang harus diperjuangan atau dipelajari. Karena dengan ketekunan akan membawa Anda pada gerbang kesuksesan yang sebenarnya. Sikap yang Harus Dihindari oleh Seorang Pemimpin Adapun sikap utama yang harus dihindari oleh seorang pemimpin dan menjadi sesuatu yang penting adalah sebagai berikut • Bersikap Otoriter Pemimpin yang memiliki sikap ini bisa dipastikan tidak akan disukai oleh anak buahnya. Karena mereka bekerja seperti “robot” yang terus dipaksa sesuai kehendak dari pemimpinnya. • Mencampur Adukan Urusan Pribadi dengan Pekerjaan Sikap selanjutnya yang harus dihindari seorang pemimpin adalah mencampur adukan urusan pribadi dan pekerjaan. Karena dengan begitu Anda akan dinilai sebagai pemimpin yang tidak profesional dalam bekerja. • Lepas dari Tanggung Jawab Pemimpin yang lepas dari tanggung jawab berarti dalam dirinya belum ada kesiapan untuk menjadi seorang pemimpin. Baca juga 10 Ciri pemimpin yang tidak baik bahkan buruk Ia akan melimpahkan segala persoalan pada anak buahnya dan tentu saja lambat laun akan menjadi semrawut tanpa adanya seorang pemimpin. Penutup Bila Anda ditugaskan menjadi seorang pemimpin, maka jangan lupa kan sikap-sikap baik yang dijelaskan pada pemaparan di atas. Ingatlah! Bahwa seorang pemimpin tanggung jawabnya bukan hanya di dunia dan bukan hanya pada manusia saja. Di kehidupan yang abadi, segala sesuatu yang dikerjakan terutama oleh seorang pemimpin harus bisa dipertanggung jawabakan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Maka, tetaplah melakukan sikap baik di atas dan libatkan Tuhan dalam setiap langkah Anda. Semoga bermanfaat!
A Adil. 1. Pengertian Adil. Kata "adil" berarti "tidak berat sebelah, tidak memihak, sepatutnya, tidaki sewenang-wenang.". Dalam hal tertentu, kata "adil" berarti sama rata, yang satu tidak berlebih dari yang lain. Dalam hal tertentupula, adil terkadang berarti sepatutnya, sesuai dengan kebutuhan. 2.
Sebagai seorang pemimpin, memiliki sikap bijaksana adalah kualitas yang utama. Sikap bijaksana tidak hanya berarti memiliki kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan, namun juga dalam memimpin diri sendiri, berkomunikasi, mengelola konflik, dan menjadi teladan bagi tim atau organisasi. Dengan sikap bijaksana, seseorang dapat mengatasi segala tantangan yang ada, terlebih lagi dalam memimpin perusahaan atau organisasi. Oleh sebab itu, seorang pemimpin perlu memiliki sikap bijaksana agar dapat menjadi contoh dan pengaruh yang baik bagi pengikutnya. Dalam artikel kali ini, GreatDay HR akan memberikan penjelasan tentang pengertian bijaksana, mengapa sikap bijaksana penting, dan bagaimana cara menjadi pribadi atau pimpinan yang lebih bijak. Simak selengkapnya berikut ini! Baca juga Gaya Kepemimpinan Seseorang Berdasarkan Zodiaknya. Kira-Kira Kamu Termasuk yang Mana? Apa itu bijaksana? Bijaksana adalah sikap, sifat, atau karakteristik yang mencerminkan kebijaksanaan, pemikiran yang matang, dan pengambilan keputusan yang berdasarkan pertimbangan. Seseorang yang bijaksana memiliki kemampuan untuk memahami situasi dengan baik, melibatkan pemikiran yang kritis, mengambil perspektif yang beragam, dan membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Sikap bijaksana melibatkan penggunaan penilaian yang objektif, evaluasi yang hati-hati, dan refleksi yang mendalam untuk menentukan suatu solusi atau keputusan. Selain itu, bijaksana juga melibatkan pengendalian diri yang baik, kemampuan untuk mengelola emosi, menghadapi tantangan dengan ketenangan, serta mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan yang diambil. Orang yang bijaksana juga cenderung memahami bahwa tidak selalu ada jawaban yang benar dalam setiap situasi. Mereka mampu menghargai perspektif yang berbeda serta bersikap toleran terhadap perbedaan pendapat. Oleh sebab itu, sikap bijaksana diperlukan dalam menghadapi situasi yang kompleks, menghadapi konflik, mengambil keputusan penting, dan berinteraksi dengan orang lain. Selebihnya, bijaksana adalah atribut yang dapat dikembangkan melalui pengalaman hidup, pembelajaran, refleksi, dan latihan pemikiran kritis. Dalam berbagai tradisi filosofis, agama, dan etika, sikap bijaksana sering dianggap sebagai suatu nilai atau prinsip yang penting dalam mencapai kehidupan yang baik dan bermakna. Baca juga Women Leadership Peran Perempuan Dalam Kepemimpinan Mengapa sikap bijaksana penting bagi seorang pemimpin? Sikap bijaksana sangat penting bagi seorang pemimpin karena memiliki dampak yang signifikan pada kualitas kepemimpinan dan pengambilan keputusan yang efektif. Berikut adalah beberapa alasan mengapa sikap bijaksana penting bagi seorang pemimpin. 1. Mengelola kompleksitas Pemimpin sering dihadapkan pada situasi yang kompleks dan ambigu yang memerlukan pemahaman yang mendalam, penilaian yang obyektif, dan pengambilan keputusan yang bijaksana. Sikap bijaksana membantu pemimpin dalam memahami situasi secara holistik, mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat, dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan penilaian yang matang. 2. Pemikiran kritis Sikap bijaksana melibatkan kemampuan untuk berpikir secara kritis, objektif, dan analitis. Pemimpin yang bijaksana akan menghindari pengambilan keputusan impulsif atau berdasarkan emosi semata, melainkan akan menggunakan pemikiran yang rasional dan matang untuk mengevaluasi situasi dan opsi yang tersedia. 3. Pengelolaan emosi Seorang pemimpin yang bijaksana mampu mengendalikan emosi mereka dengan baik. Mereka tidak terjebak dalam reaksi emosional yang berlebihan, tetapi mampu menjaga ketenangan dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan dan konflik. Kemampuan untuk mengelola emosi dengan bijaksana membantu pemimpin dalam membuat keputusan yang tidak dipengaruhi oleh emosi yang berlebihan atau impulsif. 4. Menyadari perspektif yang beragam Pemimpin yang bijaksana mampu menghargai perspektif yang berbeda dan mempertimbangkan pendapat dari berbagai pihak sebelum mengambil keputusan. Mereka tidak terjebak dalam sudut pandang sempit, tetapi memahami kompleksitas dan keragaman dalam pandangan, nilai, dan pengalaman orang lain. 5. Bertindak bertanggung jawab Sikap bijaksana melibatkan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan yang diambil. Seorang pemimpin yang bijaksana akan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka, serta siap untuk menghadapi konsekuensi dari keputusan yang mereka buat. Baca juga Dapat dilatih! Ini Sikap Seorang Pemimpin yang Baik 6. Menciptakan lingkungan yang sehat Sikap bijaksana mempengaruhi cara seorang pemimpin berinteraksi dengan tim atau organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin yang bijaksana mampu menciptakan lingkungan kerja yang sehat, inklusif, dan berbasis pada saling pengertian. Mereka mampu mengelola konflik dengan bijaksana dan membimbing tim mereka untuk bertindak dengan cerdas dan bertanggung jawab. 7. Membangun hubungan yang kuat Pemimpin yang bijaksana mampu membangun hubungan yang kuat dan harmonis dengan anggota tim, rekan kerja, dan pemangku kepentingan lainnya. Sikap bijaksana membantu pemimpin dalam berkomunikasi secara efektif, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan menghargai pendapat orang lain. Hal ini membantu dalam membangun kepercayaan dan keterlibatan tim, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja dan produktivitas. 8. Memberikan teladan yang baik Sebagai pemimpin, Anda adalah contoh bagi tim Anda. Sikap bijaksana membantu pemimpin untuk menjadi teladan yang baik dalam hal pengambilan keputusan yang bijaksana, manajemen emosi, pengelolaan konflik, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Pemimpin yang bijaksana mampu memberikan contoh perilaku yang diharapkan dari timnya, dan menginspirasi mereka untuk mengikuti jejak kepemimpinan yang bijaksana. 9. Menghadapi tantangan dengan bijaksana Kepemimpinan bukanlah tugas yang mudah, dan pemimpin seringkali dihadapkan pada tantangan dan tekanan yang tinggi. Sikap bijaksana membantu pemimpin dalam menghadapi tantangan dengan kepala dingin, mengambil langkah-langkah yang bijaksana, dan mencari solusi yang efektif. Mereka tidak terjebak dalam keputusan impulsif atau reaksi emosional yang dapat memperburuk situasi, tetapi mampu menghadapi tantangan dengan bijaksana. Permudah administrasi HR anda dengan GreatDay HR untuk membantu bisnis anda agar berjalan lancar Dalam rangka mencapai keberhasilan jangka panjang dan membawa pengaruh yang positif, seorang pemimpin penting memiliki sikap bijaksana. Sebab, sikap bijaksana membantu pemimpin dalam menghadapi kompleksitas, mengelola emosi, menghargai perspektif yang beragam, bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka. Selain itu, pemimpin yang bijaksana juga mampu menciptakan lingkungan yang sehat, membangun hubungan yang kuat, memberikan teladan yang baik, serta menghadapi tantangan dengan bijaksana. Seluruhnya berkontribusi untuk kepemimpinan yang efektif dan berdampak positif terhadap tim, organisasi, dan lingkungan kerja. Baca juga Wajib Tahu! Ini 10 Cara Menghadapi Pimpinan yang Otoriter Bagaimana cara agar menjadi pemimpin yang lebih bijak? Menjadi pemimpin yang bijak adalah tujuan yang sangat mulia. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk menjadi pemimpin yang lebih bijak 1. Meningkatkan Kepemimpinan Diri Sendiri Seorang pemimpin yang bijak harus mampu memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu. Ini melibatkan pengembangan kualitas kepribadian, seperti integritas, disiplin, etika, dan kemampuan mengendalikan emosi. Melakukan refleksi diri secara teratur dan mengenali kekuatan serta kelemahan diri adalah langkah penting dalam menjadi pemimpin yang bijak. 2. Menyempatkan Waktu untuk Belajar dan Berkembang Seorang pemimpin yang bijak selalu ingin belajar dan berkembang. Mereka akan terus meningkatkan pengetahuan mereka dalam bidang kepemimpinan, manajemen, dan keterampilan komunikasi. Selain itu, mereka juga akan menggali wawasan dari pengalaman pribadi dan belajar dari kegagalan serta kesuksesan mereka. 3. Mendengarkan dengan Empati Mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati terhadap pandangan dan masukan dari tim atau rekan kerja adalah tanda kepemimpinan yang bijak. Dengarkan pandangan mereka tanpa menghakimi, berikan apresiasi, dan gunakan umpan balik mereka untuk mengambil keputusan yang lebih baik. 4. Menerapkan Kebijaksanaan dalam Pengambilan Keputusan Seorang pemimpin yang bijak harus mampu membuat keputusan yang baik berdasarkan informasi yang ada, analisis yang cermat, dan mempertimbangkan dampak jangka panjang. Menghindari pengambilan keputusan impulsif atau berdasarkan emosi, dan menghormati sudut pandang dan pendapat beragam sebelum membuat keputusan yang penting. 5. Berkomunikasi secara Efektif Komunikasi yang jelas, jujur, dan terbuka adalah kunci dalam kepemimpinan yang bijak. Menyampaikan harapan, visi, dan tujuan secara terbuka kepada tim serta mendengarkan masukan mereka. Menghindari komunikasi yang kasar, merendahkan, atau manipulatif. 6. Menjadi Teladan Sebagai pemimpin, Anda harus menjadi teladan bagi tim atau organisasi Anda. Mengikuti nilai-nilai dan prinsip yang Anda tetapkan dan memperlihatkan sikap yang konsisten dalam tindakan Anda sehari-hari. Ini akan membantu Anda membangun kepercayaan dan menginspirasi tim Anda untuk mengikuti jejak Anda. Baca juga Pelajari Pengertian dan Cara Meningkatkan Kemampuan Leadership 7. Berempati dan Peduli Seorang pemimpin yang bijak juga harus mampu memahami dan menghargai perasaan, kebutuhan, dan aspirasi anggota timnya. Bersikap ramah, peduli, dan empati akan memperkuat ikatan dan hubungan kerja yang baik antara Anda dan tim Anda. 8. Mengelola Konflik dengan Bijaksana Konflik adalah bagian dari setiap organisasi atau tim. Seorang pemimpin yang bijak harus mampu mengelola konflik dengan bijaksana, menghadapinya secara langsung, dan mencari solusi yang adil dan berdasarkan fakta. Menghindari konflik yang tidak perlu atau tidak relevan, dan selalu mengutamakan solusi yang menguntungkan bagi semua pihak. 9. Memberdayakan Tim Seorang pemimpin yang bijak akan memberdayakan anggota timnya dengan memberikan mereka tanggung jawab yang sesuai, memberikan otonomi dalam bekerja, dan memberikan pengakuan atas kontribusi mereka. Mendukung pengembangan karier anggota tim, memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar dan berkembang, dan memfasilitasi kolaborasi dan kerjasama antar anggota tim. 10. Mempertahankan Integritas Integritas adalah ciri penting dari seorang pemimpin yang bijak. Menjaga kejujuran, konsistensi, dan transparansi dalam tindakan dan keputusan adalah prinsip penting dalam kepemimpinan yang bijak. Hindari praktek yang tidak etis atau melanggar aturan, dan selalu bertindak dengan integritas dalam semua aspek kepemimpinan Anda. 11. Menghadapi Tantangan dengan Ketenangan Sebagai pemimpin, Anda akan dihadapkan pada berbagai tantangan dan situasi yang mungkin sulit atau kompleks. Seorang pemimpin yang bijak harus mampu menjaga ketenangan, tetap tenang, dan menghadapi tantangan dengan kepala dingin. Mengelola stres, menghadapi masalah dengan solusi yang rasional, dan menghadapi ketidakpastian dengan sikap positif adalah keterampilan penting dalam menjadi pemimpin yang bijak. 12. Mengakui Kesalahan dan Belajar dari Mereka Seorang pemimpin yang bijak tidak sempurna dan mungkin membuat kesalahan. Namun, yang membedakan adalah bagaimana Anda menghadapinya. Seorang pemimpin yang bijak akan mengakui kesalahan, belajar dari mereka, dan menggunakan pengalaman tersebut untuk tumbuh dan berkembang. Menerima umpan balik konstruktif, melakukan perbaikan, dan memperbaiki kesalahan adalah langkah penting dalam menjadi pemimpin yang bijak. Baca juga Jenis Gaya Kepemimpinan dan Skills Apa Saja yang Perlu Dimiliki Menjadi pemimpin yang bijak adalah perjalanan yang berkelanjutan dan memerlukan komitmen untuk belajar, tumbuh, dan mengembangkan diri. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas dan tetap konsisten dalam penerapan prinsip-prinsip kepemimpinan yang bijak, Anda dapat menjadi pemimpin yang efektif, memimpin dengan teladan, dan mencapai hasil yang berarti bagi tim dan organisasi Anda. Sifatsifat yang harus dimiliki seorang pemimpin pada umumnya ialah bijaksana, cerdas, rasional, tegas, adil, kritis, jujur, sabar, bertanggung jawab dan sebagainya. Sikap/Perilaku. Disamping itu, pemimpin yang baik perlu juga menentukan/memilih sikap atau perilaku yang sesuai dengan keadaan, tetapi memiliki sikap yang tersirat dalam butir
Seorang pemimpin daerah harus memiliki sikap adil dan bijaksana terhadap? pengusaha semua rakyat keluarganya pejabat daerah Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah B. semua rakyat. Dilansir dari Ensiklopedia, seorang pemimpin daerah harus memiliki sikap adil dan bijaksana terhadap semua rakyat. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. pengusaha adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. semua rakyat adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban C. keluarganya adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. pejabat daerah adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah B. semua rakyat. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
Pelajaranutama bagi seorang guru adalah adil dan bijaksana. Apa itu adil dan bijaksana? Pengertian adil, sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak atau menempatkan sesuatu pada tempatnya, dalam artian tidak boleh mengurangi hak orang lain dan jangan melebihkan hak kita. ( kbbi .web .id/ adil- 2021 ). Seorang guru harus memiliki sikap adil
Budaya pemikiran masyarakat Indonesia yang belum terbuka atas interpretasi memungkinkan arah politik yang konservatif. Pola pikir konservatif ini sudah mengakar hingga menjadi budaya dalam masyarakat. Pemimpin yang tepat diperlukan dalam masyarakat konservatif agar tatanannya menuju ke arah pembangunan yang terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan yang ideal untuk dipraktekkan dalam kehidupan politik di Indonesia yang konservatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode kepustakaan. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, tidak hanya harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan, melainkan butuh kepercayaan dari masyarakat konservatif itu sendiri. Agar mendapatkan kepercayaan, pemimpin harus bisa merangkul masyarakat konservatif dengan cara mengetahui pola dialog dalam masyarakat, memelihara hubungan baik dan membangun komunitas yang harmonis. Kata Kunci Kepemimpinan, Budaya Masyarakat Konservatif, Kepercayaan Masyarakat. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KEPEMIMPINAN DALAM MENGHADAPI BUDAYA MASYARAKAT KONSERVATIF Nurrachma Maharani¹ , Luthfiani Bintang Sulistyo² , Dieka Qaulam Nabilla³ Fakultas Hukum, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Jl. RS Fatmawati Raya, Pondok Labu, Jakarta Selatan, 12450 E-mail 2110611001 , 2110611042 , 2110611052 Dwi Desi Yayi Tarina, SH., Corresponden Author Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dwidesiyayitarina ABSTRAK Budaya pemikiran masyarakat Indonesia yang belum terbuka atas interpretasi memungkinkan arah politik yang konservatif. Pola pikir konservatif ini sudah mengakar hingga menjadi budaya dalam masyarakat. Pemimpin yang tepat diperlukan dalam masyarakat konservatif agar tatanannya menuju ke arah pembangunan yang terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan yang ideal untuk dipraktekkan dalam kehidupan politik di Indonesia yang konservatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode kepustakaan. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, tidak hanya harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan, melainkan butuh kepercayaan dari masyarakat konservatif itu sendiri. Agar mendapatkan kepercayaan, pemimpin harus bisa merangkul masyarakat konservatif dengan cara mengetahui pola dialog dalam masyarakat, memelihara hubungan baik dan membangun komunitas yang harmonis. Kata kunci Kepemimpinan, Budaya Masyarakat Konservatif, Kepercayaan Masyarakat ABSTRACT The Indonesian people's culture of thought allows for a conservative political direction. This conservative mindset has taken root to become a culture in society. The right leaders are needed so that the order is headed towards renewable development. This study aims to determine the ideal leadership to be practiced in political life in conservative Indonesia. The type of research used is qualitative with library methods. In this study, it is known that to be a leader, one does not only have to have leadership qualities, but also needs the trust of the conservative society itself. In order to gain trust, leaders must be able to embrace conservative society by knowing the pattern of dialogue in society, maintaining good relations and building a harmonious community. Keywords Leadership, Conservative Culture, Community Trust PENDAHULUAN Kepemimpinan leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya. Sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan antara kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, arti kata konservatif adalah kolot; bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku. Orang yang konservatif cenderung mempertahankan kebiasaan lamanya. Konservatisme juga merupakan filsafat politik yang mendukung nilai tradisional. Konservatisme berasal dari kata bahasa Latin, conservare. Artinya menjaga, melestarikan, dan memelihara. Maka masyarakat konservatif dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang terus tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang ada sejak dulu dan sulit menerima perkembangan. kaum konservatif seringkali menganggap bahwa masyarakat yang memiliki peradaban maju sebagai masyarakat yang penuh ketimpangan ekonomi, sosial, dan politik. Dalam kehidupan bersosial di masyarakat terdapat pemimpin dalam kehidupan yang berkelompok, yang dimana sosok pemimpin mengalami keteraturan hidup sehingga tercapainya kemakmuran. Kepemimpinan dapat terjadi secara alami di antara orang-orang yang tergabung menjumpai tujuan yang sama dalam kelompok. pada kelompok tersebut terbagi menjadi dua, ada yang bertugas untuk memimpin kelompok, dalam memimpin suatu kelompok dibutuhkannya satu orang, dan selebihnya adalah seorang pengikut. seorang pemimpin membutuhkannya sebuah sikap yang saling peduli terhadap orang di sekitarnya serta kemampuan berpikir secara kritis. Dalam pengertian menurut ahli, Fiedler meyakini bahwa kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut pendapat kelompok kami dalam mengartikan sebuah kepemimpinan, yang dimana merupakan bentuk sikap pribadi yang dapat memimpin demi mencapai tujuan yang diinginkan. Terciptanya suatu paradigma dalam kehidupan bermasyarakat yang seringkali timbul sehingga terjadinya perpecahan antar suatu peran pemimpin dengan masyarakat. hal ini sering terjadi dalam adanya keputusan yang saling berbeda. Seperti yang pernah terjadi ketika melakukan pemilihan secara demokratis baik dalam tingkatan pilkada, pemilu, dan pilpres. hal ini ditimbulkan karena lingkungan masyarakat Indonesia bersifat dikotomi, yang dimana hal ini mendukung akan sebuah konservatif berpikir. Masyarakat dengan mudahnya selalu terbawa akan sebuah emosi dari dirinya sendiri, sehingga masyarakat enggan berpikir secara logis. Namun lebih memilih menggunakan emosi dalam pendekatan pemahaman yang konservatif. Dengan menggunakan pendekatan emosi, hal ini dapat menuntut masyarakat dalam mempercayai sebuah kemiringan suatu berita hoax daripada mempercayai suatu kebenaran dalam memilah berita. Pada tahap ini juga, Indonesia mengalami sebuah polarisasi politik yang berkepanjangan dan berkelanjutan sehingga kondisi ini memungkinkan terjadinya sebuah konflik di antara golongan terutama dalam bidang politik, namun disisi lain juga pemikiran masyarakat Indonesia masih belum bergerak akan keterbukaan interpretasi sehingga dalam budaya politik Indonesia sering sekali menggunakan adu domba. Awal mula ini berasal dari budaya konservatif, sehingga dalam beberapa kultur budaya juga enggan untuk inovasi sehingga sistem Jeanne Darc N. Manik. Kekuasaan dan Kepemimpinan Sebagai Proses Sosial dalam Bermasyarakat Bangka Belitung Media Neliti, 2013 pemerintahan dapat terbilang bahkan dalam indeks demokrasi Indonesia sempat mengalami penurunan ketika ada pemilihan. Hal ini menjadi tolak ukur bahwa sistem pemikiran politik di Indonesia yaitu kebenaran berada di satu pihak dan kesalahan di pihak lain. RUMUSAN MASALAH Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberitahukan kepada pembaca terkait dengan permasalahan yang tengah terjadi di Indonesia, yaitu adanya sebuah golongan dengan pemikiran yang nilainya tidak logis menginginkan sebuah perubahan yang berjalan sesuai emosi mereka. Selain itu untuk mengetahui pola pikir pemimpin agar tidak konservatif, dengan indikasi indikasi yang berasal dari jurnal yang telah kami review. Dengan penulisan karya ilmiah ini penulis berharap, pembaca dapat mengetahui bagaimana sikap seorang pemimpin dalam menghadapi budaya masyarakat yang konservatif, bagaimana peran pemimpin untuk meningkatkan partisipasi masyarakat konservatif dalam perubahan sosial, serta bagaimana praktik pemimpin dalam menghadapi pertentangan antara masyarakat konservatif dan masyarakat modern. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah suatu jenis penelitian kualitatif yang bersifat kepustakaan library research atau telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan, seperti halnya dengan menganalisis suatu permasalahan terhadap melalui peraturan perundang-undangan, literatur-literatur dan untuk sumber bahan - bahan referensi lainnya yang berhubungan dengan kebentrokannya pemikiran golongan tertentu dengan yang lainnya. Dalam penelitian kepustakaan, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian berupa data-data kepustakaan yang telah dipilih, dicari, disajikan dan dianalisis. Sumber data penelitian ini mencari data-data kepustakaan yang substansinya membutuhkan tindakan pengolahan data-data kepustakaan yang substansinya membutuhkan tindakan pengolahan secara filosofis dan teoritis. Data yang disajikan adalah data yang berbentuk kata yang memerlukan pengolahan supaya ringkas dan sistematis. PEMBAHASAN 1. Sikap Seorang Pemimpin Dalam Menghadapi Budaya Masyarakat yang Konservatif Permasalahan menghadapi masyarakat yang masih bersifat konservatif tentu menjadi tantangan sendiri. Charlotte Thomson 1999 menegaskan konservatif adalah sebuah konsep dimana seseorang selalu menjaga tradisi lama atau hal tradisional dan menentang modernitas, sedangkan dunia semakin hari akan semakin berkembang. Perubahan yang bersifat komprehensif membutuhkan rangsangan yang dapat memotivasi objek sasaran perubahan tersebut, sehingga sejauh manakah rangsangan itu dapat membawa dampak, baik secara positif maupun negatif. Maka kepemimpinan dalam menghadapi budaya yang telah mengakar ini adalah dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang bertujuan agar kelompok tertentu dalam masyarakat khususnya bagi mereka yang berada di lapisan sosial bawah dapat diberdayakan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki agar nantinya mereka mampu memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam hal ini pendekatan yang dimaksud terkait dengan cara yang digunakan agar masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan bersikap terbuka dalam menerima berbagai bentuk unsur inovasi yang semuanya itu dimaksudkan agar mereka dapat melepaskan diri dari berbagai keterbelakangan, isolasi sosial, keterpurukan serta ketertinggalan dalam berbagai sektor dasarnya seorang pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Kepemimpinan sendiri merupakan suatu kekuatan aspirasional, kekuatan semangat dan kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka dapat searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin. Padahal semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya. Kemudian kemampuan seseorang dalam menjalankan kepemimpinan akan sangat lebih baik dengan pendekatan secara emosional dibandingkan dengan melalui tindakan lewat sistem atau model kekuasaan secara politik tanpa adanya modal hubungan emosional dengan orang atau kelompok yang dipimpinnya. Sebab itu seperti yang dikatakan oleh Cleeton dan Mason 2003, kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan melalui penggunaan Peran Seorang Pemimpin Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Konservatif dalam Perubahan Sosial Manusia cenderung untuk melakukan hal-hal baru, namun sesuatu yang lama tidak begitu saja ditinggalkan. Hal ini dinamakan resistensi, bahwa setiap zaman selalu terdapat tarik ulur di antara gaya hidup konvensional dengan gaya hidup modern. Pada dasarnya, sikap konservatif merupakan suatu sikap dari orang perseorang atau kelompok yang berusaha mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku dalam masyarakatnya. Seseorang bersikap konservatif karena adanya penyesuaian terhadap perubahan sosial budaya, masih berupaya mempertahankan pola lama yang telah menjadi tradisi dengan menghindarkannya dari kerusakan dan sikap masa bodo, sesudah datang perubahan dan konservatif merupakan goIongan masyarakat yang tidak menghendaki perubahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, mereka beranggapan apabila mengubah nilai-nilai yang telah diajarkan nenek moyang dapat menyebabkan Andi Haris, Memahami Pendekatan Pemberdaya Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media, Makassar Jupiter, 2014 Hardi Mulyono, Kepemimpinan Leadership Berbasis Karakter dalam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi, Medan Media Neliti, 2018 Dwi Suprastoyo, Kepemimpinan Lokal Yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat Jawa, Bogor Institut Pertanian Bogor, 2016 Helvira, Hasanuddin WS, Nurizzati, Konservatid dan Progresif Spiritualisme dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami, Padang JPBSI, 2013, hlm. 257-258 malapetaka. Masyarakat yang konservatif memiliki pemikiran yang cenderung masih tradisional dapat menjadi salah satu faktor penghambat perubahan sosial. Hal ini karena pemikiran yang tradisional umumnya enggan untuk menerima hal-hal baru dan cenderung mempertahankan apa yang sudah ada sejak lama. Maka dari itu, peran pemimpin sangat penting dalam perubahan sosial. Pemimpin juga membangun kesadaran dan memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dan sukarela untuk turut aktif berpartisipasi dalam perubahan sosial. Menurut Koenjaraningrat, perubahan sosial itu sendiri mencakup nilai-nilai yang bersifat material maupun budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, masyarakat adalah kelompok sosial yang mendiami suatu tempat. Istilah sosial itu sendiri dipergunakan untuk menyatakan pergaulan serta hubungan antara manusia dan kehidupannya, hal ini terjadi pada masyarakat secara teratur, sehingga cara hubungan ini mengalami perubahan dalam perjalanan masa, sehingga membawa pada perubahan masyarakat. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menjalankan perannya sesuai dengan fungsi-fungsi manajerial. Fungsi manajerial dalam kepemimpinan penting dilakukan agar mewujudkan tatanan masyarakat yang beraturan. Peranan pemimpin berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut ● Perencana, yaitu usaha sadar dan pengambilan keputusan secara matang oleh seorang pemimpin akan hal, pemikiran atau kegiatan yang akan dikerjakan oleh masyarakat di masa depan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya; ● Pengorganisasi, yaitu pemimpin melakukan pengelompokan akan keseluruhan tatanan masyarakat, termasuk tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian masyarakat sehingga dapat tergerak sebagai satu kesatuan utuh dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya; ● Penggerak, yaitu pemimpin mengusahakan usaha untuk menggerakkan seluruh tatanan masyarakat agar bersedia untuk berpartisipasi dalam pembangunan; ● Pengawas, yaitu proses pengamatan oleh seorang pemimpin terhadap keseluruhan kegiatan masyarakat, mulai dari penetapan target atau tujuan, persiapan, dan proses pembangunan dengan tujuan menjamin proses kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang telah dijadikan sebagai target atau tujuan, tidak melenceng dari yang seharusnya; ● Penilai, yaitu pemimpin melakukan evaluasi atau pembandingan akhir, serta pengukuran capaian kerja nyata dibandingkan dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan dan yang seharusnya tercapai. Peran kepemimpinan sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan maupun kemunduran pembangunan suatu tatanan masyarakat. Dalam tatanan masyarakat konservatif, dibutuhkan pemimpin yang memiliki 5 fungsi tersebut agar dapat menjadi pemimpin yang kuat, sehingga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat agar tergerak dan berubah menjadi lebih baik. Walaupun begitu, menggerakkan masyarakat kearah Siagan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Bumi Aksara, 2013 kemajuan merupakan sesuatu hal yang penting namun, untuk melakukan hal itu dibutuhkan aspek kepercayaan yang diberikan kepada pemimpin. Rasa hormat, kepercayaan, dan dihargai akan berjalan seiring waktu ketika pemimpin mampu memberikan solusi atas masalah yang selama ini dihadapi oleh masyarakat konservatif. Seorang pemimpin juga harus memiliki visi dan misi yang jelas serta memiliki pemahaman tentang pengetahuan daerah yang dipimpin dengan baik sehingga mampu menggerakkan masyarakat konservatif untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Peran pemimpin untuk meningkatkan partisipasi masyarakat konservatif dalam perubahan sosial adalah pemimpin harus berperan aktif dan memiliki fungsi dalam pemberian saran, informasi dan pendapat dalam mewujudkan perubahan sosial masyarakat. Karena dengan saran, informasi dan pendapat seorang pemimpin sebagai salah satu bukti wujud perhatian pemimpin terhadap masyarakat. Pemimpin juga harus mewajibkan masyarakat untuk partisipasi aktif terdapat pendidikan. Pengaruh masyarakat terhadap pendidikan sebagai lembaga sosial terasa amat kuat, dan berpengaruh pula terhadap individu-individu yang ada di lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri. Program efektif tentang hubungan kerja sama lembaga pendidikan dengan masyarakat untuk mendorong orang tua terlibat ke dalam proses pendidikan melalui kerja sama dengan pemimpin dan staf termasuk dewan guru di dalam perencanaan program pendidikan individual dari anak-anak mereka. Pendidikan dapat menjadi jawaban atas setiap persoalan yang ada di masyarakat, termasuk dalam terhambatnya perubahan sosial. Dengan meningkatkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, maka pemikiran yang konservatif dapat ditepis dan masyarakat dapat lebih berpikir terbuka. 3. Praktik Pemimpin Dalam Menghadapi Pertentangan Antara Masyarakat Konservatif dan Masyarakat Modern Setiap masyarakat, baik tradisional maupun modern akan selalu mengalami perubahan-perubahan secara berkesinambungan. Perubahan-perubahan tersebut mengikuti perkembangan sosial yang ada. Dengan menggunakan akal dan pikirannya manusia mengadakan perubahan-perubahan dengan menciptakan berbagai teknologi untuk memenuhi kebutuhannya yang sangat kompleks dengan maksud untuk memperbaiki taraf hidupnya. Seorang pemimpin harus mampu bertindak cepat, tepat, dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. Seorang pemimpin yang merasa berkewajiban dalam tugasnya di dalam masyarakat, maka harus bisa merencanakan segala sesuatunya sebagai contohnya misalnya dalam hal merencanakan terciptanya kesejahteraan para warganya di bidang keamanan perlu juga adanya preventif yang harus menjadi bahan pemikiran terlebih dahulu. Di samping itu kita perlu memahami dan mengetahui seni-seni dalam memimpin itu sendiri sehingga kita bisa paham dan mengerti model dalam kepemimpinan seseorang dalam memimpin orang atau kelompok yang dipimpinnya. Karena dalam proses kepemimpinan tidak terlepas dari gaya kepemimpinan seseorang dalam mempengaruhi kelompok atau orang yang mendapat pengaruh tersebut. Jadi kepemimpinan kepala desa juga harus mampu memiliki ciri khas memimpin sesuai kondisi ruang dalam pola kehidupan serta kultur yang berlaku di daerah kepemimpinannya. Kepemimpinan juga dianggap sebagai usaha-usaha untuk menyelesaikan setiap konflik antara para masyarakatnya agar tercapai kerja sama yang baik. Seorang pemimpin harus memiliki sikap adil dan bijaksana untuk memecahkan masalah. Dalam suatu organisasi pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang bertanggung jawab, pemimpin yang bertanggung jawab tidak boleh memihak kepada siapapun pemimpin harus memilih sikap adil untuk memecahkan suatu masalah atau konflik. KESIMPULAN Dari uraian diatas maka dapat dikatakan ini merupakan sesuatu yang cukup sulit untuk diselesaikan, karena konservatif ini merupakan budaya yang telah mengakar sehingga sulit untuk dijelaskan dengan waktu yang singkat. Namun dengan pemimpin yang mengetahui pola-pola yang pas untuk menangani hal tersebut maka mungkin saja secara perlahan budaya ini akan membuka diri dengan semua perkembangan yang ada. tentunya semua perkembangan tersebut akan memudahkan kehidupannya juga. Salah satu faktor yang bisa mendukung suksesnya kepemimpinan dalam melaksanakan tugasnya amat dipengaruhi oleh terciptanya hubungan yang akrab, harmonis dan kerjasama yang baik antara kepemimpinan dengan masyarakat yang masih bersikap konservatif. Hanya saja, guna memelihara dan melanggengkan hubungan baik ini sudah barang tentu didukung pada munculnya kesan yang baik dimata masyarakat misalnya saja pemimpin dinilai jujur, punya rasa empati yang kuat serta dapat dipercaya. SARAN Adapun saran untuk permasalahan tersebut yaitu seorang pemimpin harus mengajak beberapa elemen penting dalam masyarakat guna menciptakan modernisasi serta pengembangan pola pikir dan hidup masyarakat yang lebih baik dan terarah. Pemimpin juga harus dapat memotivasi dan membantu masyarakat untuk siap melakukan perubahan ke arah modernisasi agar sikap konservatif tersebut hilang. Diharapkan pemimpin dapat menciptakan kerja sama dan hubungan harmonis dengan masyarakat, karena dengan kerja sama dan hubungan yang harmonis tersebut dapat membantu perkembangan masyarakat untuk meninggalkan budaya atau sikap konservatif. DAFTAR PUSTAKA Haris, Andi. 2014. “Memahami Pendekatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media” dalam Jupiter Volume XIII Nomor 2. Makassar Universitas Hasanuddin Makassar. Helvira, Hasanuddin WS, Nurizzati. 2013. “Konservatif dan Progresif Spritualisme dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami” dalam JPBSI Volume 1 Nomor 2 hlm. 257- 258. Padang FBS Universitas Negeri Padang. Manik, Jaenne Darc N. 2013. “Kekuasaan dan Kepemimpinan Sebagai Proses Sosial dalam Bermasyarakat” dalam Media Neliti. Bangka Belitung Laboratorium Rekayasa Sosial FISIP Universitas Bangka Belitung. Mulyono, Hardi. 2018. “Kepemimpinan Leadership Berbasis Karakter dalam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi” dalam Media Neliti Volume 3 Nomor 1. Medan LP2M Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah. Siagian. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Bumi Aksara. Suprastoyo, Dwi. 2016. “Kepemimpinan Lokal yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat Jawa” Bogor Institut Pertanian Bogor. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this MulyonoPemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka searah dengan kemauan dan aspirasi semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya. Beberapa tipe kepemimpinan secara umum adalah otokratik, kharismatik,laisser faire, demokratik, untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, akan menimbulkan kesulitan, karena setiap akan melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Seorang pemimpin memotivasi pengikut melalui gaya kepemimpinan yang berbasis Kearifan Lokal Indonesia yaitu gaya kepemimpinnan berbasis karakter dalam mewujudkan ini diperlukan saat ini gaya manajemen kepemimpinan yang mengintegrasikan 18 nilai-nilai charakter building ke dalam gaya kepimpinan pengelolaan PT sehinggga tercapai visi dan misi dari Perguruan TinggiMemahami Pendekatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media" dalam Jupiter Volume XIII Nomor 2Andi HarisHaris, Andi. 2014. "Memahami Pendekatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media" dalam Jupiter Volume XIII Nomor 2. Makassar Universitas Hasanuddin dan Progresif Spritualisme dalamHelviraW S HasanuddinNurizzatiHelvira, Hasanuddin WS, Nurizzati. 2013. "Konservatif dan Progresif Spritualisme dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami" dalam JPBSI Volume 1 Nomor 2 hlm. 257-258. Padang FBS Universitas Negeri Sumber Daya ManusiaSiagianSiagian. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Bumi Lokal yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat JawaDwi SuprastoyoSuprastoyo, Dwi. 2016. "Kepemimpinan Lokal yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat Jawa" Bogor Institut Pertanian Bogor.

Karakter/ Sifat Pemimpin yang Cerdas dan Bijaksana. 4.4 (88%) 4 votes. Giri Wahyu Pambudi Desember 5, 2017 Pendidikan Leave a comment 4,412 Views. Survey yang dilakukan oleh para ahli dalam bidang psikologi mengatakan bahwa IQ hanya menyumbang 20%, sedangkan 80% sisanya berasal dari faktor lain, termasuk apa yang dinamakan kecerdasan emosional

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menjadi seorang yang mampu bersikap adil itu bukanlah suatu hal yang gampang, menurut saya. Apalagi bagi seorang pemimpin dalam suatu organisasi. Dalam hal memenuhi hak dari masing-masing orang yang dipimpin saja, sikap adil itu susah, namun bukan berarti tidak bisa diterapkan. Sikap tidak memihak atau tidak berat sebelah ini, memang butuh banyak belajar agar bisa diimplementasikan dalam suatu sebagai pemimpin dalam suatu organisasi, bagi diri sendiri saja, sikap adil itu kadang susah diterapkan. Saya yakin Anda paham apa yang saya menjadi pemimpin yang adil dalam suatu organisasi, maka ia harus peka terhadap semua orang yang dipimpin, harus banyak mendengar dan bersikap terbuka, sehingga dalam memutuskan suatu kebijakan atau keputusan bisa dinikmati oleh seluruh orang yang dipimpinnya, tanpa ada salah satu pihak yang dirasa menguntungkan atau pun dirugikan. Hematnya, semua harus sama dinikmati tanpa ada rasa kecewa di salah satu pihak. Namun, kenyataannya di lapangan, agak susah menemukan pemimpin yang benar-benar bersikap adil dalam arti yang sesungguhnya. Kita bisa lihat pemimpin-pemimpin dari berbagai organisasi tertentu, khususnya yang ada di Indonesia. Dalam memutuskan suatu kebijakan atau regulasi tertentu, ada saja yang merasa dirugikan. Di sisi lain, tidak sedikit juga pihak yang mendapatkan "sesuatu" yang lebih. Bahkan, dalam kaitannya dengan kepemimpinan dalam skala daerah, hampir tidak ada kepala daerah yang mampu berbuat adil terhadap rakyatnya. Tidak sedikit juga kepala daerah yang dalam membuat suatu regulasi atau kebijakan tertentu hanya menguntungkan kolega, kerabat dekat, atau orang yang mendukungnya di kala kampanye dahulu. Mungkin ada yang mengatakan bahwa ini sebagai bentuk "balas jasa", namun ia lupa bahwa masyarakat yang dipimpinnya bukan hanya yang pro dengannya melainkan juga yang kontra. Semuanya itu harus dirangkul dan diberikan hak yang sama dan seadil-adilnya, tanpa memandang pemimpin itu harus adil. Tidak boleh membedakan antara si A dan si B. Tidak boleh berat sebelah. Tidak boleh yang satu dianakemaskan, sementara yang lain dianaktirikan. Semuanya harus diperlakukan sama. Semuanya harus mendapatkan hak yang sama. Sebab, mereka juga merupakan bagian dari orang yang kita semua bisa menjadi pemimpin yang mampu berbuat atau berlaku adil bagi seluruh orang yang dipimpin. Tanpa terkecuali atau tanpa pilih kasih. Wallahu a'lam. Oleh Gunawan Lihat Humaniora Selengkapnya tIV1vn.
  • m19t7z5ocd.pages.dev/57
  • m19t7z5ocd.pages.dev/10
  • m19t7z5ocd.pages.dev/188
  • m19t7z5ocd.pages.dev/53
  • m19t7z5ocd.pages.dev/479
  • m19t7z5ocd.pages.dev/29
  • m19t7z5ocd.pages.dev/275
  • m19t7z5ocd.pages.dev/178
  • seorang pemimpin daerah harus memiliki sikap adil dan bijaksana terhadap